Keliru!!!.. 2 Tujuan Hidup Manusia Dalam Islam Sesungguhnya – Sebelum membahas lebih lanjut tentang tujuan hidup manusia baik secara umum maupun dalam agama, sebaiknya kita mengerti dulu Apa Itu Tujuan Hidup?…
Pengertian tujuan hidup
Pengertian tujuan adalah misi, sasara atau target melaksanakan sesuatu. Sedangkan pengertian hidup adalah ada, seseorang mati berarti ada yang kurang pada dirinya seperti nyawa.
Pengertian tujuan hidup manusia secara umum adalah misi, targer ataupun tujuan yang ingin kita raih semasa hidupnya.
Pengertian tujuan hidup dalam islam adalah misi, target ataupun tujuan kenapa kita diciptakan oleh Allah SWT.
Pertanyaan yang memudahkan pemahaman kita tentang tujuan hidup sebagai berikut:
- Kita (manusia) hidup untuk apa?…
- Atau untuk apa kita hidup?…
Ada 2 hal yang harus kita pahami, yaitu tujuan hidup dan alat untuk hidup.
Tujuan hidup adalah sebagaimana yang dijelaskan diatas, sedangkan alat hidup adalah media atau sarana yang membantu kita untuk tetap hidup atau membantu kita dalam kehidupan.
Alat dan tujuan hidup sangat jelas berbeda. Dan banyak orang yang salah mengartikan tujuan hidup, mereka mengira tujuan hidup adalah alat untuk hidup sehingga ia kehilangan tujuan hidup yang sebenarnya.
Jika kita menjadikan alat sebagai tujuan, maka kita akan kehilangan tujuan yang sebenarnya.
Baca juga :
- Nasihat Nabi Khidir dalam Menyikapi Hidup
- Inilah 3 Cara Merasakan Manisnya Iman, Cinta dan Kasih Sayang
- Perbaikilah 19 Kesalahan Dalam Sholat Yang Sering Kita Lakukan
Tujuan hidup manusia
Ada satu doa pendek yang di ajarkan Allah SWT kepada kita semua melalui Al-Qur’an, doa pendek tersebut merefleksikan tujuan hidup manusia yang sesungguhnya.
Kita sebagai muslim menyebut doa tersebut sebagai Doa Sapujagat yaitu:
Didalam doa tersebut sangat jelas menggambarkan tujuan hidup manusia yaitu bahagia didunia dan bahagia diakhirat.
Dunia dan seluruh isinya seseungguhnya tujuan hidup manusia jangka pendek. Dan tujuan hidup jangka pendek tersebutlah yang akan mengantarkan kita untuk meraih tujuan hidup jangka panjang yaitu akhirat dan ridho Allah SWT.
Untuk kedua tujuan ini, Islam mengajarkan kita tentang nilai-nilai keseimbangan. Kita dituntut untuk bekerja keras didunia seakan-akan kita hidup selamanya dan kita dituntut untuk beramal seakan-akan kita akan mati besok.
Nilai-nilai keseimbangan inilah yang kemudia di terjemahkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
- Bagaimana kita membantu yang susah dan yang susah berupaya agar tidak menjadi beban bagi yang lain.
- Bagaimana yang tua menyayangi yang muda dan bagaimana yang muda menghormati yang tua.
- Bagaimana tuan rumah menghormati tamu dan bagaimana tamu menjadi orang yang tau diri.
Ini semua merefleksikan nilai-nilai keseimbangan dalam islam. Jadi.. seakan-akan Allah SWT hendak berkata kepada kita:
Inilah dunia, ambil apa yang perlu dan nikmatilah apa yang boleh. Jika bisa, jangan sampai kalian gagal di dunia, tapi walaupun gagal didunia, masih ada akhirat yang jauh lebih baik dan kekal.
Inilah sumber optimisme bagi seorang muslim. Jika bisa, kita jangan gagal didunia. Meskipun kita gagal didunia tapi kita masih memiliki akhirat yang sesungguhnya akhirat tersebut jauh lebih baik dan kekal adanya.
Karena kita mempunyai akhirat, cara kita mencapai kebahagiaan didunia diwarnai dengan keyakinan adanya kehidupan diakhirat.
Inilah yang membedakan seorang muslim dengan yang lain. Karena kita tidak dibenarkan menghalalkan segala cara untuk menggapai suatu tujuan.
- Iyasih,,, saya ingin kaya tapi jika korupsi bagaimana dengan akhirat saya?…
- Iyasih,,, saya ingin cepat dapat duit tapi jika hasil menipu, bagaimana dengan akhirat saya?…
- Iyalah,,, saya ingin cepat naik jabatan tapi jika fitnah orang, sikut kanan dan kiri. Lantas bagaimana dengan akhirat saya?…
Hal inilah yang melahirkan etika pada tatacara dalam mencapai tujuan dunia yang dipengaruhi dengan kayakinan adanya akhirat. KARENA APA?…
Tidak satupun perbuatan didunia yang tidak dipertanggung jawabkan di akhirat.
Ambillah apa perlu dan nikmatilah apa yang boleh tapi jangan sampai perbuatan kita membuat cacat dan mendatangkan penyesalan diakhirat kelak.
Dan muslim yang baik adalah muslim yang berupaya didunia dan berupaya untuk kehidupan akhirat.
Dan Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada kita semua:
Bukan orang yang terbaik diantara kamu yang hanya mengejar dunia dengan menyianyiakan akhiratnya.
Dan juga bukan orang terbaik yang mengutamakan akhirat dengan mengabaikan kehidupan didunia.
Tapi orang yang terbaik adalah orang yang mampu menyeimbangkan kehidupan didunia dan kepentingan akhirat.
Baca juga :
- 5 Kebiasaan Makan yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan Gigi
- Kandungan Gizi dan Manfaat Terong Bagi Kesehatan
- Tips dan Cara Meningkatkan Nafsu Makan Secara Alami
Cara menggapai tujuan hidup
Bahagia didunia hanya dapat dicapai dengan ilmu, pengalaman dan nasib. Semakin banyak ilmu maka semakin mudah meraih kebahagiaan dunia dan begitu pula dengan pengalaman. Semakin banyak pengalaman maka semakin mudah pula meraih tujuan. Atau karena faktor nasib sehingga kita mudah meraih dunia.
Sedangkan kebahagiaan akhirat hanya dapat diraih dengan prestasi ibadah kepada Allah SWT.
Andaipun jika ibadah tersebut berdampak kepada kehidupan dunia, itu hanya sekedar efek dari pada ibadah tersebut. Namun pada hakikatnya sasaran ibadah untuk kepentingan akhirat kelak dan ridho Allah SWT.
Untuk mencapai 2 tujuan hidup manusia bahagia didunia dan akhirat, Allah memberikan alat.
Dan pentingnya alat tersebut sama halnya dengan tujuan. Jika kita harus naik ke loteng, tentu kita membutuhkan tangga. Maka tangga tersebut penting adanya agar kita bisa naik ke loteng.
Sama seperti sholat, setiap muslim diwajibkan untuk sholat pada 5 waktu dan salah satu syarat sholat adalah menutup aurat (pakaian) sehingga pentingnya pakaian yang menutup aurat sama halnya dengan kewajiban sholat tersebut.
Nah… Untuk mencapai tujuan hidup didunia dan akhirat maka Allah memberikan alat kepada kita. Apa alatnya?…
Bisa kita lihat dalam surah At-Taubah 111 yaitu:
Download kumpulan GAMBAR DISINI
Ayat ini menjelaskan transaksi yang transparan.
- Pembeli adalah Allah
- Penjual adalah kita sebagai orang-orang beriman
- Barang dagangannya adalah amwal (Harta) dan anfus (Manusia)
- Harganya adalah syurga.
Sekali harta dan diri sudah kita jual kepada Allah, tentu tidak kita jual lagi kepada yang lain.
Amwal (Harta) adalah semua bentuk materi yang kita kuasai seperti uang, tanah, rumah, kebun, pabrik dan lain sebagainya.
Anfus (Diri) adalah semua kekayaan yang ada dalam pribadi kita seperti konsep, pikiran, ide, wewenang, jabatan, kemampuan, skill dan lain sebagainya.
Untuk tujuan jangka pendek, harta dan diri harus menjadi rahmah bagi lingkungan dan untuk tujuan jangka panjang harta dan diri harus menunjang beribadah untuk mencapai ridho Allah SWT.
Itulah cara untuk mencapai tujuan hidup jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Dengan kata lain, yang alat jadilah alat. Jangan jadikan alat sebagai tujuan.
Sekali alat kita jadikan tujuan, maka kita akan kehilangan tujuan yang sebenarnya.
Namun, terkadang waktu menggeser alat menjadi sebuah tujuan. Tujuan kita adalah kekuasaan, tujuan kita adalah kekayaan, tujuan kita adalah popularitas yang padahal semua itu hanya sekedar alat untuk mencapai tujuan hidup yang sebenarnya.
Kesalahan kita mengartikan alat sebagai tujuan akan menjerumuskan kita kepada kehidupan fatamorgana.
Kita sangka itulah tujuan hidup itu, kita mengira bahwa kita sudah sampai ketujuan hidup yang sebenarnya.
Padahal semua itu hanya pandangan yang menipu saja yang pada akhirnya kita terjerak dalam siklus kehidupan merugikan diri sendiri.
Padahal didalam Al-Qur’an sudah jelas diperingatkan oleh Allah “Alhaakumuttakatsur” yang berarti celakalah seseorang karena berlomba-lomba menjadikan alat sebagai tujuan.
Oleh karena itu, gunakanlah alat sebagai alat untuk menggapai tujuan dan bukan malah alat yang kita jadikan tujuan dalam hidup ini.
- Seberapa banyak apapun harta yang kita miliki.
- Seberapa tinggi apapun jabatan yang kita miliki.
- Seberapa banyak apapun ilmu pengetahuan yang kita kuasai.
Semua itu hanya sekedar alat titipan Allah SWT untuk mencapat tujuan hidup didunia dan akhirat.
Kesimpulan
Pada dasarnya, kehidupan dunia juga merupakan tujuan hidup namun tujuan hidup jangka pendek.
Sedangkan tujuan hidup yang sebenarnya terletak pada kehidupan akhirat dan kehidupan akhirat bergantung pada bagaimana kita menggunakan alat sebagai media Ibadah untuk meraih ridho Allah SWT.
Pahami, usaha dan raih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Semoga saja artikel yang berjudul “Keliru!!!.. 2 Tujuan Hidup Manusia Dalam Islam Sesungguhnya” ini bermanfaat bagi seluruh para pembaca sekalian, terima kasih atas kunjungannya dan semoga kita dapat menjadikan alat sebagai media untuk menggapai tujuan hidup yang sebenarnya.
Terima kasih dan salam pelajar.
Baca juga :